Senin, 21 November 2011

St. Ulbanus



St Ubaldus hidup pada abad keduabelas di Italia. Ia seorang anak yatim piatu yang dibesarkan oleh pamannya, seorang uskup. Ubaldus memperoleh pendidikan yang baik. Setelah tamat sekolah, meski berkesempatan untuk menikah, ia memilih menjadi seorang imam. Di kemudian hari, ia ditahbiskan sebagai Uskup Gubbio, tempat kelahirannya.

St Ubaldus terkenal karena kelamahlembutan dan kesabarannya. Suatu ketika, misalnya, seorang pekerja sedang memperbaiki tembok kota. Ia menyebabkan kebun anggur uskup rusak parah. Bapa uskup dengan halus menunjukkan kesalahannya. Tetapi, pekerja ini malahan berang. Mungkin saja ia bahkan tidak mengenali uskup. Ia mendorong bapa uskup begitu keras hingga uskup jatuh terjerembab ke dalam semen basah; sekujur tubuhnya berlumuran semen. Uskup bangkit, membersihkan diri dan masuk ke dalam rumahnya. Beberapa orang yang menyaksikan semua peristiwa ini menuntut agar sang pekerja dihadapkan ke pengadilan. Uskup Ubaldus muncul di depan pengadilan dan mendapatkan pembebasan bagi sang pekerja.

Uskup yang kudus ini cinta damai dan ia memiliki keberanian untuk mempertahankannya. Suatu kali, ketika penduduk Gubbio saling berkelahi di jalanan, uskup melemparkan diri di antara kedua masa yang sedang marah. Ia tampak tak takut akan kibasan pedang dan timpukan batu-batu. Sekonyong-konyong, uskup jatuh tergeletak di tanah. Seketika itu juga orang-orang berhenti berkelahi. Mereka menyangka bapa uskup tewas terbunuh. Tetapi Uskup Ubaldus bangkit. Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa ia sama sekali tidak cedera. Penduduk bersyukur kepada Tuhan. Mereka berhenti berkelahi dan pulang ke umah.

Di lain waktu, Kaisar Frederick Barbarossa sedang dalam perjalanan untuk menyerang Gubbio. St Ubaldus tidak menanti kaisar beserta bala tentaranya tiba. Ia malahan datang menyongsong kaisar dan berbincang dengannya. Tak seorang pun tahu apa yang dikatakannya. Yang mereka tahu ialah bahwa bapa uskup berhasil meyakinkan kaisar untuk meninggalkan Gubbio.

Uskup Ubaldus menderita banyak penyakit fisik. Namun demikian, ia tidak pernah membicarakannya. Pada hari Minggu Paskah tahun 1160, ia bangkit untuk melayani Misa. Ia menyampaikan homili yang indah dan memberkati umatnya. Lalu, ia kembali tidur dan tak pernah dapat bangun kembali. Ia wafat pada tanggal 16 Mei 1160. Penduduk berbondong-bondong datang untuk menyampaikan hormat mereka. Mereka menangis dan berdoa memohon kiranya St Ubaldus memelihara mereka dari surga.

Sumber :  Yesaya.indocell.net


Tidak ada komentar: